Siang itu panas terik menyinari Ibukota, suasana yang cukup enak sebenarnya untuk tidur di kamar dengan ditemani kipas angin tetapi karena itu hari Jum’at saya harus melakukan kewajiban para muslim laki-laki yaitu menunaikan ibadah shilat Jum’at, dan saya pun berangkat ke masjid karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul 11.50. Sesampainya di masjid khutbah sudah berlangsung hingga setengahnya, saya mencari shaf yang masih kosong dan menempatinya hingga kotak amal yang umumnya memutar meminta infaq dan sedekah dari pada jama’ah diputar tak lupa saya ikut menyumbangkan sebagian dari rezeki yang saya dapat, walaupun itu hanya uang kiriman dari orangtua (maklum mahasiswa rantau hehe) saya mempunyai prinsip sisihkanlah sebagian dari harta yang kita miliki, karena sebenarnya harta yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT, oleh karena itu apalah gunanya kita mempunyai harta yang melimpah, pekerjaan yang bagus, kehidupan yang layak tetapi kita tidak mau sekedar berbagi dengan saudara-saudara kita di luar sana yang hidupnya tak seberuntung kita, ingatlah kawan di mata Allah itu semua manusia sama derajatnya, dari mulai presiden hingga pengemis di pinggir-pinggir jalan. Karena itulah saya berusaha dalam satu minggu harus ada harta yang saya sisihkan untuk saudara kita yang kurang mampu melalui infaq dan sedekah.
Singkat cerita waktupun terus berlalu, suatu hari seperti biasa saya pulang kampus dengan menggunakan angkot dan saya pun mengecek sisa uang yang saya miliki hanya tersisa 5000 rupiah saja dan itu tidak cukup untuk perjalanan pulang dari kampus ke rumah, saya pun bingung karena semalam sebelumnya saat saya menelpon orang tua di rumah untuk dikirimi uang mereka mengatakan tunggu beberapa hari lagi baru uang akan di kirim, dan saldo di atm pada saat itupun sudah mencapai saldo minimal penarikan sehingga tidak bisa di tarik lagi, mau meminjam uang temanpun saya cari tidak ada wajah yang saya kenal karena hari juga sudah sore. Akhirnya di tengah kebingungan saya iseng-iseng menuju atm di sebelah kampus untuk mengecek saldo terakhir dan tak disangka ada yang mengirimi saya uang 100ribu ke dalam rekening saya, saya pun kaget langsung saya mengabari orangtua di Pemalang dan mereka mengatakan belum mengirim uang, lalu saya mengabari saudara-saudara saya dan merekapun mengatakan tidak mengirim uang ke rekening saya, alhamdulillah pada waktu itu saya benar-benar terharu dan bersyukur kepada Allah atas rezeki yang saya dapat pada hari itu walaupun mungkin uang itu dari salah satu saudara saya yang tidak mengabari kalau sudah mengirimkan uang ke rekening saya, mungkin ini balasan dari Allah karena sedekah yang rutin saya lakukan.
Semenjak kejadian itu saya pun berusaha untuk tidak lupa bersedekah dan alhamdulillah ada saja rezeki yang saya terima entah itu mendapat tambahan ongkos, kelancaran dalam menghadapi ujian, project, disembuhkan dari sakit yang saya derita – pernah suatu ketika saya merasakan pusing yang luar biasa, flu serta badan panas mungkin karena kecapean lalu saya bawa tidur dan alhamdulillah keesokan harinya badan saya kembali menjadi sehat, dll mungkin itulah yang dinamakan “The Power of Sedekah” kawan.
Salah satu hadist Rasulullah SAW: Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi saw., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (Bukhari-Misykât).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar