Setiap orang tua pasti menginginkan
anaknya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding dirinya.
Tak terkecuali seorang penjahat sekalipun, dia akan berharap buah
hati-nya kelak akan tumbuh menjadi orang yang baik. Tapi sangat kecil
kemungkinan seorang anak akan tumbuh menjadi orang baik, kalau
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang kurang baik, diberikan makanan
dari hasil yang tidak baik, serta diberikan penasihatan-penasihatan
yang jauh dari kebaikan.
Banyak
contoh yang bisa kita tiru dari kehidupan orang-orang shaleh terdahulu,
untuk mempersiakan anaknya menajadi orang baik dan membawa kebaikan.
Salah satu kisah yang sangat terkenal adalah kisah Luqman Hakim. Luqman
Hakim bukanlah seorang nabi dan rasul, dia hanyalah manusia biasa.
At-tabari
mengatakan bahwa Luqman adalah seorang hamba dari negeri Habsyah yang
bekerja sebagai tukang kayu. Namun namanya terpatri abadi didalam
Al-Qur’an. Al-Qur’an menyebutnya sebagai laki-laki shaleh yang
memberikan untaian nasihat luhur kepada anaknya. Dalam beberapa
penuturan, Luqman dilukiskan sebagai orang yang bijak, santun, dan
penderma. Al-Qur’an mengatakan bahwa Luqman dikaruniai hikmah
(kebijaksanaan) (QS Luqman [31]: 12).
Terkait wasiat atau nasihat Luqman, al-Qur’an merincinya dalam beberapa ayat.
Pertama
: Nasihat untuk selalu menjauhi perbuatan syirik, ”Dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah),
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar’” (QS: Luqman [31]:13).
Kedua :
Selalu berbuat baik kepada kedua orang tua (QS Luqman [31]: 14),
terutama kepada ibu. Islam memberikan penghormatan dan kedudukan yang
amat tinggi kepada para ibu, sampai-sampai disebutkan bahwa “surga
berada dibawah telapak kaki ibu”.
Ketiga
: Tidak mengikuti anjuran dan perintah orang tua dalam kemaksiatan.
Meski demikian, perintah orang tua untuk membangkang terhadap perintah
Allah SWT, tidak menggugurkan kewajiban anak untuk senantiasa berbuat
baik kepada mereka (QS Luqman [31]: 15)
Keempat
: Selalu bersyukur karena meyakini bahwa semua nikmat berasal dari
Allah Swt, tapi juga harus dilanjutkan dengan perbuatan. Misalnya,
menyisihkan sebagian dari harta kita kepada kaum fakir miskin. Dalam
al-Qur’an Allah SWT menyatakan bahwa jika kita bersyukur atas
karunia-Nya, maka nikmat yang kita terima akan bertambah (QS Ibrahim
[14]: 7).
Kelima : Selalu berbuat baik walau sekecil apapun (QS Luqman [31]: 16).
Keenam
: Tidak lalai dalam mengerjakan shalat, senantiasa menyuruh kepada
kebaikan dan melarang kemunkaran, serta selalu bersabar dalam setiap
kondisi (QS Luqman [31]: 17).
Ketujuh : Membuang sikap sombong yang ada dalam diri (QS Luqman [31]: 18).
Kedelapan : Selalu rendah hati dan tidak mengucapkan kata-kata kasar (QS Luqman [31]: 19).
Itulah nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya yang diabadikan dalam al-Qur’an. Semoga kita bisa mencontoh tauladan kebaikan ini dalam kehidupan sehari-hari.
sumber: http://salamsuper.com/nasihat-luqman-kepada-anaknya/