Rabu, 15 Mei 2013

70 kali sehari Malaikat Izrail mengintai kita

Tidak seorangpun tahu kapan akan menemui ajal. Karena kematian adalah salah satu rahasia Allah. Memang Allah sudah memberikan tanda-tanda kematian itu kepada setiap orang. Tapi banyak yang tidak sadar akan tanda-tanda yang sudah disampaikan Allah itu. Sehingga banyak diantara kita yang tidak bersiap-siap menantikan datangnya kematian.

Allah berfirman: 
"Setiap yang hidup akan merasakan mati, dan Kami menguji kamu dengan keburukan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali." (Surah al-Anbiyak ayat 35)

Tahukah kita bahwa malaikat maut selalu mengawasi dan melihat wajah seseorang 70 kali dalam sehari? Seandainya manusia sadar akan hal itu, niscaya mereka tidak akan lalai mengingat mati.

Karena malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak dapat melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan malaikat Izrail.

Hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia dimuka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, ditemukan orang itu ada yang tertawa-tawa.”

Maka berkata Izrail:
'Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih bersantai dan bergelak tawa.' 

Jika dibuat survey, dari 100 orang di dunia ini barangkali hanya 1 yang selalu ingat mati. Dalam arti bahwa orang itu selelu menyiapkan dirinya untuk menghadapi maut yang bisa datang kapan saja. Orang yang ingat mati akan selalu berusaha mengumpulkan bekal untuk menghadapi dua tahap berikutnya yaitu alam barzah dan alam akhirat.

Tidak ada seorang pun di dunia ini dapat menggambarkan bagaimana perasaan dan pengalaman mereka menghadapi kematian. Ajal tidak mengenal usia, bisa muda atau tua. Juga tidak mengenal si kaya atau miskin.

Dalam sebuah hadist Rasulullah saw menjelaskan bahwa kesakitan ketika hampir mati itu seperti dipukul 100 kali dengan pedang tajam atau seperti dikoyak kulitnya dari daging ketika masih hidup.Bayangkanlah betapa sakit dan dahsyatnya saat menghadapi kematian. Bahkan Nabi Idris yang minta cara terhalus dalam mencabut nyawanya pun masih merasakan sakit luar biasa. Maka sangat beruntunglah siapa yang matinya dalam keadaan khusnul khatimah.

Salman Al-Farisi meriwayatkan hadis Nabi saw yang artinya:
"Perhatikanlah tiga hal kepada orang yang sudah hampir mati itu. Pertama: berkeringat pada pelipis pipinya; kedua: berlinang air matanya dan ketiga: lubang hidungnya kembang kempis. "Sedangkan jika ia mengeruh seperti tercekik, air mukanya nampak gelap dan keruh, dan mulutnya berbuih, menandakan bahwa azab Allah sedang menimpa dia." (HR. Abdullah, al-Hakim dan at-Tarmizi)

Kematian 'mengundang' manusia secara perlahan-lahan atau bertahap mulai dari jasad, ujung kaki kemudian ke paha.

Untuk orang kafir, ketika nyawanya hendak dicabut Izrail, wajahnya akan menjadi gelap dan keruh dan dia mengeruh seperti binatang yang disembelih.

Itu pula tanda azab yang diterimanya karena dosa dan kekafiran mereka.

Al-Qamah bin Abdullah meriwayatkan hadis Rasulullah saw yang artinya:
"Bahwa ruh orang mukmin akan ditarik oleh Izrail dari jasadnya dengan perlahan-lahan dan halus, sementara roh orang kafir akan direntap dengan kasar oleh malaikat maut bagaikan mencabut nyawa seekor khimar."

Mungkin ada juga orang kafir yang mati dalam ketenangan karena ketika hidupnya dia berbuat kebajikan dan itu adalah balasan terhadapnya karena setiap kebajikan pasti akan dibalas. Tetapi karena tidak beriman, maka itu tidak menjadi pahala baginya dan kekafirannya tetap diazab di akhirat.

Rasulullah s.a.w bersabda:
"Bila telah sampai ajal seseorang maka akan masuklah satu kelompok malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam tubuh dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut.

"Setelah itu datang pula sekelompok malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudian mereka keluar. Datang lagi satu kelompok malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudian mereka keluar.


"Dan akhirnya datang lagi satu kelompok malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke tenggorokan dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."

Malaikat Izrail menjalankan perintah Allah swt dengan sempurna. Dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja ataupun roh orang yang mendapat kecelakaan dan bencana.

Kematian mungkin terjadi karena sebab bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan ada juga yang matinya karena kecelakaan, infeksi berbahaya seperti kanker, jantung, AIDS, demam berdarah dan lain-lain.

Seseorang yang sedang sakit keras, menjadi rahmat yang tinggi nilainya karena Allah masih memberi peluang agar mereka sadar akan kesalahan yang mereka lakukan selama hidup di dunia. Sehingga mereka masih ada kesempatan bertobat dari dosa dan kesalahan. Begitu juga halnya dengan orang mati mendadak karena kecelakaan. Ia memberi pengajaran dan peringatan kepada mereka yang masih hidup agar berhati-hati dan tidak lalai dalam berusaha memperbaiki diri.

Allah menjadikan sebab kematian itu untuk memenuhi janji-Nya kepada malaikat maut.
Sayyidina Abbas meriwayatkan sebuah hadis antara lain menjelaskan malaikat Izrail merasa sedih ketika ditugaskan mencabut roh makhluk bernyawa.

Ini karena antara makhluk bernyawa itu adalah termasuk manusia yang terdiri dari kekasih Allah rasul, nabi, wali dan orang saleh.

Malaikat maut mengadu kepada Allah betapa dirinya tidak disenangi keturunan Adam As. Dia mungkin dicemooh karena mencabut roh manusia yang mana menyebabkan orang berduka cita karena kehilangan orang tersayang dalam hidup mereka.

Marilah kita isi sisa hidup kita ini dengan amal-amal sholeh yang bisa membuat kita tersenyum menyambut kematian kelak, kapanpun itu terjadi. Sebab, 70 kali sekali malaikat Izrail mengintai kita semua. Semoga kelak kita semua khusnul khotimah. Amin


sumber:
http://berkah2013.blogspot.com/2013/...at-izrail.html
(Hadist Riwayat Abdullah bin Abbas radliyallahu 'anh)
(Hadis riwayat Abdullah, al-Hakim dan at-Tarmizi)

Tidak ada komentar:

Know us

Contact us

Nama

Email *

Pesan *